Halaman Depan

Jumat, 26 Agustus 2011

Milih Budaya atau Agama

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebelumnya saya mengucapkan Selamat Sahur bersama keluarga anda semua, karena sampai sekarang saya belum juga bisa pulang ke kampung karena terhalang les nyambil mangkal di Gajah Mada  #curhat #lebay -_-

Wah sebenarnya sewaktu ngetik postingan ini mata saya udah kelap-kelip. Maklumlah dari buka puasa sampai sahur gak ada nyentuh bantal, sibuk ngerjain peer #eaak anak rajin. Rajin dong, orang nyontek punya kawan. Thanks ya for the contekan teman-teman haha

Let’s get down to the business. Peristiwa ini terjadi pada saat saya selesai mengahadiri diskusi tentang Rumah Sakit Indonesia di Palestina yang diadakan di Mesjid Agung Medan. Rumah sakit ini hasil kerjasa MER-C Indonesia dan Palestina, serta seluruh biaya ditanggung oleh penduduk Indonesia. Saya ditemani oleh dua teman baik saya, M. Darus Hafiz (disamarkan) dan Ramadan Dani (disamarkan)


Nih yang namanya Bapak Joserizal Jurnalis. Ini pas diskusi di Mesjid Agung Medan


Bukan ini yang akan saya sampaikan kali ini, tapi kejadian setelah ini
 Setelah acara selesai dan kami pun beramah-tamah dengan sang pemateri Dr. Joserizal Jurnalis.
Nah setelah selesai beramah-tamah, kami duduk-duduk di pelataran mesjid. Kami bertiga ngawur kidul menggumul homo di situ. Kami ngebahas apa aja yang bisa dibahas disaat perut keroncongan menahan puasa. 

Sampailah pada saat si Ramadan nyeletuk:

“Eh,kau tau si Fulan?”
“Tahu aku,kenapa Dan?” saya jawab
“Eh, masak kan dia bilang MAKAN LEMBU HARAM. Gelak sendiri aku ngeliatnya”

FYI, si Fulan adalah salah satu kawan kami yang keturunan India, kalau gak salah ayahnya yang orang India yang mualaf. Jadi kebiasaan gak makan daging lembu/sapi kebawa sampai dia mualaf. Denger-denger, semenjak lahir dia satu keluarga gak pernah nyentuh daging lembu/sapi . pas kurban aja itu daging semuanya dikasi ke Amil untuk Mustahaq. Wallahu ‘alam

“Kalau itu aku udah tahu, Dan. Memang dia kan pantang makan lembu gitu”
“Kalau itu udah banyak yang tahu sal, tapi kemarin itu masa dibilangnya gini , “Eh,kelen kenapa makan lembu sih? Dia kan udah ngasi klen susu, masih juga kelen potong daging nya. Gak kasian kelen sama dia?"”

Sebelumnya, kalau ada yang belum ngerti, “Dia” disini menunjukkan si Lembu tadi -_-

“Ah masa dia bilang gitu?”
“Iya sal,kalau gak salah aku pun juga pernah dengar dia bilang gitu” si Darus yang tadi cuma ngeliatin dan cuma gumul-gumul kami ikutan nimbrung juga.
Dani: “Cak kau pikir lah sal, kalau cuma dia gak makan lembu okelah gak apa-apa. Banyak kok vegetarian di luar sana. Tapi sampai mem-manusia-kan lembu kayak gitu kan udah salah sal?”

Nah pas disini percakapan kami terhenti karena ada salah satu guru Smansa lewat baru pulang dari Sun Plaza. Sebagai murid yang baik SMA Negeri 1 Medan, kami pun menyalaminya, dan berharap ada sedikit senyuman dan pelukan penuh mesra dari ibu tersebut.

Setelah nyalamin ibu guru itu, bece-bece dikit, kami memutuskan untuk pergi ke tujuan masing-masing. Saya pulang untuk hibernasi (baca:tidur) dan teman saya pergi ke bimbelnya.

Yang jadi pertanyaan saya selama di kamar adalah: Apa dalilnya jika berlebihan menanggapi kebudayaannya seperti yang dilakukan si Fulan?

Dalam surat Al-Maidah ayat 3 dikatakan:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya , dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan………

Jelas dikatakan bahwa lembu/sapi adalah hewan yang boleh dan halal kita makan, karena tidak termasuk di dalam hewan yang dilarang di atas.

Sedangkan dalam kasus si Fulan, dia hanya terikut budaya Hindu-India yang menyucikan Sapi sebagai salah satu dewa dalam agama Hindu.

Dan apakah Anda percaya jika penyembahan sapi sebagai Dewa dalam agama Hindu ada kaitannya dengan tradisi Kabbalah yang sering saya diskusikan? Ingatkan saya untuk menjelaskannya ya.

Kesimpulan yang bisa kita tarik:

Sebaik-baiknya agama adalah Islam, maka jalankanlah perintah-Nya dan jauhi larangan-Nya
Simpel. Namun itulah yang akan membawa kita ke Surga-Nya. Amin
 

Untuk mengetahui tentang tradisi penyembahan Dewa Sapi dalam Hindu, klik di sini

1 komentar:

  1. Sal , posting tentang penyembahan dewa sapi. Aku tau ini siapa. Kelen puasa pun gosip ya ¬_¬

    BalasHapus