Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Haloooo semuanya, udah lama kali ah gak apdet ini blog. Mungkin udah hampir 2 bulan gak ada nyentuh keyboard untuk ngisi blog. Sekali-kalinya apdet blog saya mau curhat nih :(
Langsung aja ya, saya mau curhat tentang keadaan saya dan kosan saya yang udah saya tempatin selama hampir 2,5 tahun.
Sebelumnya, bagi yang belum tahu, saya selama sekolah di Medan gak tinggal sam orangtua, tapi ngekos. Alahamdulillah saya dapat kosan yang deket sama sekolahan saya. Yang nyariin itu Abah (bapak) saya. Jadi 3 hari sebelum hari pertama masuk sekolah 2,5 tahun lalu saya check tempat kosannya sekalian bawa barang-barang kesana. You know, first impression is not always good.
Kesan pertama saya ketika berjumpa dengan yang punya kosan gak terlalu menyenangkan. Yang punya kosan ini nenek-nenek umur 60-an (tapi udah tua kali kayak umur 80-an), pendek, tua (ya iyalah -___-) dan CEREWET nya minta ampun.(maklum do’i orang banjar, dan terus terang dari dulu saya gak suka sama orang banjar #noofense)
Dan akhirnya setelah intermezzo sekian lama, akhirnya Nenek mengajak kami (saya, abah, dan mama saya ) untuk melihat kamar mana yang mau ditempatin. Ada 2 kamar kosong pada saat itu, 1 kamar didekat ruang TV, dan 1 lagi agak kebelakang di sebelah kamar Nenek. Sebenarnya saya mau ambil kamar yang di dekat ruang TV, secara kamar itu lebih bersih, dan nyaman dibandingkan dengan kamar yang di belakang. Tapi apa dikata, Abah saya bilang,” Udah, kau dibelakang aja, sekalian jagain Nenek kalau ada apa-apa”. Shit kali ah.
Setelah barang-barang ditata, bayar uang kos untuk 3 bulan kedepan, dan basa-basi sebentar, akhirnya orangtua saya pun meninggalkan saya sendiri di keheningan malam yang mecekam ini #lebay -__-. Setelah mereka pergi, resmilah saya menjadi anak kosan sejak tanggal 18 Juli 2009.
Saya mencoba tidur-tiduran di kamar baru saya. Saya timang-timang kamar baru saya ini. Ukurannya hanya 3,5 x 3,5 meter. Agak pengap, dengan adanya lemari, meja dan 1 single bed.
Saya mencoba mengecek kamar mandinya, dan not bad at all. Karena hari sudah sore, saya mencoba mencuci pakaian saya yang telah dipakai seharian tadi. Eh, begitu mau nyiram air ke ember, Nenek datang dan bilang,”Sal, jangan banyak-banyak pake air ya, air mahal sekarang”. Anjrit, padahal saya baru nyiram 2 gayung ke ember tadi. Ini nenek sakit kali ah. Lain kali sama suaminya, atau saya memanggilnya Atok. Atok ini baik kali orangnya, beda kali sama biniknya -__-
Seteleh ngerendam pakaian dengan detergen, iseng-iseng saya liat ke depan, ada atok lagi baca Al-qur’an. Saya ngobrol bentar sama beliau.
“Atok, itu di depan ada pamflet buka praktek dr.Mardohar Tambunan. Itu siapa tok?”
“Oh, itu menantu atok. Atok sama Nenek tinggal sama anak atok yang paling kecil. Dia punya suami, namanya Mardohar atau sering dipanggil Om Edo. Istrinya nanti kau panggil aja Ujing, artinya anak paling kecil di bahasa Banjar. Anaknya ada 2, namanya Raihan sama Salsa. Jadi nanti kita di rumah ini hidup ber-7.
Oh, saya belum ngasi tahu kalau tempat kosan saya ini satu atap dengan seisi rumah. Jadinya kayak tinggal di rumah sendiri, gak dipisah kamarnya.
Sekitaran jam 8 malam, Om Edo, Ujing, Raihan, dan Salsa pulang dari jalan-jalannya. Saya langsung dikenalin sama mereka.
Dan setelah berbincang ini itu, saya diajak berdiskusi tentang uang rantang bulanan sama Nenek. Rantang diambil 2x sehari. Lauk apa adanya.
Itulah kesan dan hari pertama saya menjadi anak kos di Medan ini. Tak ada yang spesial sampai hari pertama masuk sekolah di SMA Negeri 1 Medan pada tanggal 20 Juli 2009. Nanti saya akan cerita lagi, dan akan terus bersambung sampai saya meninggalkan kosan in.
Boarding Home sweet Home......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar